Halo
Sobat Studentpreneur!! Kita tiba di seri ketiga dari 40 seri orang
terkaya di Indonesia. Jujur saya selaku Editor-In-Chief Majalah
Studentpreneur sangat ingin menulis seri ketiga yang akan membahas
tentang Bapak Sudhamek ini. Dari 40
orang terkaya di Indonesia, saya hanya pernah bertemu dengan dua orang,
yaitu Bapak Ciputra (atau biasa saya panggil dengan Engkong Ci) serta
Bapak Sudhamek. Bedanya, kalau Engkong Ci berperan sebagai inspirator
entrepreneurship nomor satu bagi saya, maka Bapak Sudhamek ini adalah
inspirator untuk berbuat baik dalam bisnis serta mencintai Negara bagi
saya. Masih segar dalam ingatan saya ketika suatu hari saya berdebat
dengan salah seorang Vice President Kauffman Foundation (tidak enak
kalau sampai sebut nama), Pak Sudhamek membela pendapat saya. Beliau
setuju dengan saya bahwa seorang entrepreneur harus mempunyai mimpi
besar, berbuat baik, serta bertindak nasionalis untuk negaranya.
Beliau
bernama lengkap Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, lahir di pada tanggal
20 Maret 1956 di Rembang, Jawa Tengah. Pak Sudhamek memulai
pendidikannya dengan sangat lambat, nyaris tidak naik kelas ketika SD.
Beliau termasuk anak yang sering di-bully sehingga tidak maksimal dalam
belajar. Namun ketika menyadari bahwa nasib ada di tangannya sendiri,
beliau bangkit dan bahkan menyelesaikan kuliah ganda di Universitas
Satya Wacana. Beliau lulus dengan nilai yang sangat baik di jurusan
ekonomi pada tahun 1981 dan jurusan hukum pada tahun 1982.
Petualangan
Pak Sudhamek dimulai ketika dia lulus dari Satya Wacana. Meskipun lahir
di keluarga pengusaha pengolahan kacang kulit yang setidaknya di pasar
lokal sudah cukup terkenal, beliau malah memilih jalan terjal dengan
bekerja di luar dan memulai dari sangat awal. Beliau bergabung dengan
Gudang Garam, sebuah perusahaan rokok besar di Indonesia untuk
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang nantinya akan sangat berguna di
perusahaannya kelak. Bekerja keras ditambah cepatnya Pak Sudhamek
menimba ilmu, dalam waktu 8 tahun beliau sudah dipercaya untuk menjadi
Presiden Direktur di PT. Trias Santosa Tbk, anak perusahaan Gudang
Garam.
Merasa
petualangannya di Gudang Garam sudah cukup, beliau memutuskan untuk
pindah ke Djuhar Group dan bertindak sebagai Executive Director. Beliau
juga sempat menjabat sebagai wakil presiden di PT. Posnesia Stainless
Steel. Barulah pada tahun 1994 Pak Sudhamek memutuskan kembali membantu
keluarganya di Tudung Group (cikal bakal GarudaFood). Almarhum Bapak
Darmo Putro yang merupakan ayah Pak Sudhamek selalu mengatakan bahwa
“biarpun kecil, jadilah tuanmu sendiri dalam hidup ini.”
Beliau
menekankan pentingnya kultur dalam membangun GarudaFood. Kalau
perusahaan itu mempunyai kultur yang baik, maka sebuah perusahaan akan
berperforma baik pula. Dalam sebuah kesempatan berbincang dengan beliau,
Pak Sudhamek juga selalu menekankan pentingnya membangun aspek
spiritual dalam perusahaan. Moralitas karyawan yang baik akan memberikan
hasil yang baik pula untuk perusahaan. Beliau berpendapat bahwa manusia
merupakan pemegang peran terbesar dalam segala proses bisnis. Seorang
pemimpin hebat harus mampu menyentuh aspek manusia semua orang yang
dipimpinnya dengan cerdas dan arif. Dengan kemampuan spiritual yang
ditambahkan dengan kompetensi, maka perusahaan akan menjadi lebih
dinamis dalam bertumbuh.
Selain
faktor SDM, beliau juga berhasil memodernkan GarudaFood menggunakan
semua pengalaman kerja sebelumnya. Contoh inovasi yang beliau tekankan
adalah keberhasilan GarudaFood mendirikan perusahaan distribusi. Kini
GarudaFood bukan hanya perusahaan makanan, namun juga distribusi produk
makanan. Dari dulunya hanya fokus dalam produk kacang, kini telah
menmghasilkan 200 produk makanan dan minuman. Brand utama yang dibangun
adalah Kacang Garuda dan Gery. Pada puncaknya, GarudaFood juga menjalin
kerjasama dengan brand besar dari Jepang, Suntory.
Kini,
dengan besarnya GarudaFood, Pak Sudhamek merasa sudah saatnya bagi
beliau untuk pensiun. Beliau merasa bahwa sinar matahari pemimpin baru
GarudaFood bisa tertutup apabila beliau masih aktif. Dalam sebuah proses
suksesi yang berhasil, beliau menyerahkan posisi sebagai CEO GarudaFood
pada Harianto Atmadja. Kini Pak Sudhamek yang telah berusia 56 tahun
memilih untuk menjadi mentor GarudaFood, terutama dalam menjaga budaya
spiritual dan inovasi. Berdasarkan data Majalah Forbes, Pak Sudhamek
berada di posisi ke 38 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan
mencapai 760 juta dollar atau 7,6 Trilliun Rupiah.
What
we must learn from Mr. Sudhamek? Well, saya pribadi belajar tentang
makna pentingnya menjaga budaya perusahaan dan menjadi pribadi yang
lebih religius. Di awal karir, selalu memilih mana yang bisa memberikan
anda pengalaman lebih, jangan terlalu berfokus pada uang dahulu.
Percayalah bahwa pengalaman tersebut akan sangat berguna kedepannya.
Terakhir, ini pendapat pribadi saya. Pak Sudhamek sangat humble!!
Ingatlah untuk terus bersikap sederhana meskipun anda sukses. Nah,
bagaimana dengan anda, Sobat Studentpreneur?
0 comments:
Post a Comment